Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Yuk, Kembali ke DIA (2)

          Begini ya rasanya tergantikan? Ia adalah sakit yang tiada tara. Ya, tergantikan saat kita belum ingin digantikan. Ah, mengapa hatiku selalu saja menyesalinya? Bukankah itu sudah menjadi haknya? Aku rasa aku terlalu fokus pada keinginanku, pada rasakuku yang masih sama, orang yang tetap kamu. Ah, aku rasa aku hanya kurang mensyukuri kehidupanku. Aku rasa ini merupakan salah satu proses pendewasaan yang dibentuk dari rasa sakit. Bila kita membencinya berarti kita menolak rencana pendewasaan yang telah dirancang Tuhan untuk kita. ~Dedy Susanto             Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan mengikhlaskan semuanya. Tak masalah jika lewat kejadian sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkutnya, membawa pergi entah ke mana . ~Daun yang jatuh tak pernah membenci angin (Tere Li...

Karena ia tidak pernah benar-benar pergi.

            Sejak saat itu aku tidak pernah berani lagi berbicara perihal kriteria seseorang, terlebih lagi kriteria fisik. Jikalau dengannya yang tidak sesuai kriteriaku pun bisa membuatku nyaman dan menetap dengannya. Ternyata rasa nyaman bisa mengalahkan segalanya. Aku tidak lagi mememandang fisiknya maupun keadaan sosial ekonominya.             Terkadang dia tidak percaya diri, namun aku lebih suka dengan kepercayaan dirinya yang menyebut jika kami berdua adalah pasangan seperti angka sempurna yakni ‘10’ aku 1 dan dia 0 (bulat) hahaha. Dengannya akupun menjadi seseorang yang percaya diri. Walau terikat dengannya tapi aku tetap saja merasa bebas, aku tetap bisa melakukan apapun dan tetap bisa pergi ke mana saja dan dengan siapa saja. Dan kemanapun ragaku pergi, hatiku tak pernah kemana-mana, kenyamanan dengannya membuatku hanya menautkan hati kepadanya.      ...