Langsung ke konten utama

APA KABAR HATI?


Saya yakin dia laki-laki baik, tumbuh dengan hati dan tanggung jawab yang baik. Sampai pada akhirnya dia memilih pergi karena merasa tidak bertanggung jawab atas penjagaannya terhadap saya.
Flashback sedikit tentang hati ini. Bertahun saya mencoba move up, yang tetap berusaha menjaga perasaannya dengan membatasi pergaulan kepada teman-teman lelaki, karena saya tahu kami masih menyimpan rasa yang sama. Pokoknya berhati-hati sekali, hingga saya memilih bertahan. Berhenti belum menjadi pilihan saya waktu itu sampai beberapa hari yang lalu.
Selepas putus dengannya, saya tidak pernah memberikan kesempatan kepada lelaki manapun untuk lebih dekat mengenal saya. Berteman? Yes, but lebih dari itu? Nooo.
Hati ini tak pernah kemana-mana. Selelah-lelahnya, sesakit-sakitnya merindu dengannya saya tidak pernah singgah di hati orang lain untuk rebah walau sebentar.
“Kau masih menjadi tempatku pulang meski tak ada lagi kebahagiaan yang bisa kita ulang”, gumamku. Dan saya kira, seseorang yang saya jaga perasaannya juga menjaga hati dan perasaan saya dengan setia. Wauallahu’alam.
Sering saya rasa hari-hari saya berat selepas dengannya. Mungkin beratnya menanggung dosa yang pernah dilakukan kali yak wkk
Seringg sekalii saya sudah memaksa hati saya untuk membuang perasaan yang kepadanya, lalu menyerah. Paksa lagi. Kemudian menyerah lagi. Dan saya pikir kali ini saya benar-benar harus pergi setelah menunda pergi berkali-kali. Karena apa? Lillahita’ala.
Aku tak ingin Allah cemburu padaku, saat aku lebih memikirkan manusia daripada memikirkanNya. Apalagi saat aku lebih banyak menghabiskan waktu dengannya (dua tahun silam) daripada aku berduan denganNya. Saat aku lebih bahagia dengan manusia daripada menyebut namaNya :’(
Jika mengikuti saya di media sosial seperti instagram dan line, itu beberapa hari ini gegana banget ya wkwkwk yang tak paham tentu tak akan paham. Yaiyalah hahay gajeyy banget ya...
Sebenarnya yang saya sedihkan ialah bukan tentangnya dengan yang lain. Namun tentang ia yang mengulangi, melakukan kesalahan yang sama. Wajar bukan, saya sedih ketika orang yang saya sayangi  masih melanggar batas-batas hukum Allah?
Slama ini saya husnuzan, kita saling memperbaiki diri. Berpisah karena Allah dan berharap dipertemukan lagi karena Allah swt.
Sekarang saya belajar menghargai mata saya seperti saya menghargai dan menjaga hati saya. Tak akan memaksakan untuk terus terjaga. Saatnya mengistirahatkan hati, mungkin hati ini lelah mengharap kepada manusia. Jika suatu saat saya menghilang dari peredaran dan  jika ada seseorang bertanya, “sedang apa dirimu?”.
“Saya sedang sibuk membuang rasa yang haram demi mendapatkan Ridho Allah,” itu saja. Doakan semoga istiqomah yaaa 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Menulis Buku Harian

To the point 1 saja. Singkat, Padat, dan jelas. GUE MABA. Ya, sekarang gue menyandang gelar MABA 2014 atau Mahasiwa Baru di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia – Univesitas Lambung Mangkurat. Gue lulus seleksi di kampus ini melalui jalur SNMPTN, yaitu pendaftaran melalui online dan berdasarkan nilai rapot sekolah dan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menjadi pilihan pertama gue. Kedua 2 , Ilmu Komunikasi Fakultas FISIP eh btw, itu gue milihnya sesuai keinginan gue aja tertarik dimana, tau kalau itu fakultas fisip juga pas udah kuliah. Alhamdulillah lulusnya di pilihan pertama yang mana memang gue minati, menjadi guru bahasa Indonesia terinspirasi dari guru SMA gue Ibu Dwi dan Ibu Diana. Mereka kedua guru bahasa Indonesiaku ketika kelas X dan XII, menurutku mereka berdua adalah sosok misterius. Why? Karena mereka guru bahasa Indonesia. Nilai bahasa Indonesiaku tak pernah tinggi, selalu saja rendah, begitu juga dengan teman-temanku. Susah sek...

Kuasa-Mu

Taktiktaktiktatik... Gadis sedang asyik mengetik komputer , tiba-tba ia teringat akan sesuatu. Gadis melirik jam tangannya. “Ya Tuhan, sudah pukul lima sore. Aduh mana belum sholat Asar lagi bagaimana ini?” keluhnya. Gadis berbegas mengambil mantel yang bergantung di dinding kamarnya, segera ia pasang karena cuaca diluar dingin dan masih gerimis dirapikannya rambut sebentar lalu pergi meninggalkan rumah.             Gadis terus mempercepat laju motornya padahal jalan masih licin. Motornya hampir oleng karena menerobos lubang-lubang dijalan yang tertutup air hujan namun ia masih bisa mengendalikan agar tidak jatuh.   Gadis yang berada disekitar tiga meter dari lampu lalu lintas menambah kecepatan 100km/jam karena melihat detik-detik lampu hijau yang sebentar lagi akan berubah menjadi merah. 3... 2.. 1. Berbagai lat transportasi dari arah kiri pun segera melaju karena lampu sudah berubah warna menunjukkan jalan. Gpraaaa...

Perjalanan Pendek Mengesankan

       “ “ Aku bernyanyi untuk sahabat...Aku menari untuk sahabat....” Terdengar nada dering handphone Efa. Efa yang asik menonton tv pun segera berlari mengambil dan menekan tombol hijau pada layar handphone nya. Efa       : “Assalamualaikum, dengan siapa ya?” Mega   : “Ini aku Fa, Mega. Kamu ada di rumah tidak? Efa       : “Iya ada Ga, kenapa?” Mega   : “Aku mau main kesana.” Efa       : “Ada ko, datang aja.” Mega   : “ Ok, tungguin ya”. Beberapa menit kemudian tibalah Mega di rumah Efa. Mega   : “Kapan kamu mau ke Bukit?” Efa       : “Siang ini. Kamu sudah makan atau belum, kita makan yu?” Mega   : “Belum. Ayoo.” Beberapa saat usai makan siang. Tiba-tiba bumi bergemuruh, pertanda hujan akan datang. Mega            : “Fa, Aku pamit pulang ya sebelum hujan ...