Langsung ke konten utama

BAHAGIA ITU SEDERHANA

            Gagal rencana saya di sore bolong tadi, padahal sudah beli kopi. Ada rencana apa emang? Rencananya adalah... Usai acara hari ini (sengaja tanggalnya di blur) tadi dan tiba di kos pukul 18.00, itu tiba-tiba ngerasa sedih dan berencana malam ini ga ngerjain tugas, ga baca buku juga, ga jalan-jalan kayak manusia remaja pada umumnya yang sabtu malam begini kalo ga ngapelin ya diapelin, ga shopping juga, biasanya kalo ga ada yang ngajak nongkrong itu sabtu malam aku shopping ke Bali. Jadi, rencananya tadi aku cuman mau fokus nulis di blog pribadi.
            Gagal nulis sambil ngopi dari habis isya, sebab tetangga aku datang dan kopinya sudah aku minum ketika ngobrol sama dia. Jadi, ini nulis ga ditemenin kopi lagi, hanya ditemenin suara kipas angin (23.30)
            Sebelum aku pulang, dia udah duluan pulang, tanpa pamit. Sabarrr... Walaupun nulis ga nyelesaian belenggu di hati, yaa setidaknya kata ga boleh bungkam.
            Hati orang mana ada yang tahu ya... Aku hanya bisa menebak, kau mencintaiku, kau merindukanku, dihatimu hanya aku. Ya, aku hanya bisa menebak. Benar atau salah, tidak masalah, aku hanya menghibur diri, haha.
            Perempuan mana sih yang ga baper diperlakukan sedemikian baiknya. Dalam tanda kutip, di sini (dikalimat sebelum ini) aku ga nunjuk ke satu orang saja alias untuk umum. Udah banyak juga kali ya kasus di mana pertemanan perempuan dan laki-laki itu ga pasti punya hubungan pacaran, maksudnya mereka deket tapi ternyata friendzone. Ini masih beda ya dengan yang satu berharap lebih, satunya ngga mau lebih. Ini masih soal ketidaktahuan.
            Oke langsung saja. Sabtu di bulan kemarin, masih ditempat, aku bt, ngantuk, ga mood buat diskusi. Aku berjalan berpindah tempat sedikit. Eh ada dia, dia yang detik itu juga ngirim chat “kamu dimana? Di saat yang bersamaan, aku nemu chat dan orang yang ngechat aku. “Uhuyyy dicariin, ga tau maksudnya apa?” Aku bilang aku ngantuk, trus dikasih selimut dan ditawarin tidur ditempat acara bareng sama dia dan teman2.
            Beberapa saat kemudian, dia cari makan keluar dengan temannya. Ini kembali kekebaikan dia satu bulan yang lalu. Kita chatting-an di tempat yang terpisah. Dan aku bilang, kalau aku ga tau malam itu mau pulang ke mana. Soalnya teman aku yang biasa minjemin kamarnya buat ditiduri itu menghilang. Kata dia  yang lagi cari makan di luar, dia akan menjemputku, sementara temanku belum aku ketahui di mana keberadaannya.
            Yaudah sih ya, biar ga bt2 amat, daripada bengong sendiri. Di situ dia jadi penyelamatku sementara kali ya. Makasih loh.
            Dia juga suka bantu2 kerjaan aku di divisi yang berbeda dengannya. Bilangnya sih males ketika dimintai tolong, tapi aslinya dia nolongin ko. Makasiih.
            Minggu di bulan lalu, hari ini hari terakhir acara. BT BGT akuuu. Bakal pisah sama mereka-mereka, temen2 yang asyiiik, termasuk dia. Pulang acara ga kuasa nahan tangis hahaha.
            Ternyata perpisahan kemarin bukan akhir dari segalanya. Dia masih kutemui sampai hari ini.(?)
            Setelah acara selesai, aku pulkam dan sebelum pulkam, dia sempat main ke kos. Makasih sudah main ke sini.  Trus ditraktir pentol kuah, makasih, makasih... Aku kira ga bakal ketemu lagi hehe ga tau atas dasar apa nyamperin aku?
            Dari kampungku ke kota perantauan, aku naik taksi dan sampai terminal, dia menawarkan diri untuk menjemputku. “Ini hujanloh, aku naik taksi aja gapapa”. “Gapapa hujan”, katanya.
            Aku ga bilang ini romantis, malah kasian sama dia yang di depan bawa motor, basah kuyup tanpa dibayar sepeserpun. Ini aku ga minta loh ya, ko mau2 nya? Yaaa kita temen yang baru kenal satu Minggu.
            Udah di sini nih, kota perantauan yang merupakan kotanya dia. Dia main ke kos lagi untuk kedua kalinya... *ah lo ngitung? selanjutnya ga usah dihitung ya... bawa gorengan hehe. Makasih
            Dia main lagi ketika aku inget aku bawa cemilan dari kota ku. Seneng liat dia makan dengan lahapnya cemilan yang kubawa.
            Ini aku berusaha nyeritain dari awal yang sebenarnya tidak pernah kusengaja untuk mengingat-ingat, but karena aku ingin menceritakannya dari awal, maka aku harus mengingat-ingat, yang agak berkesan sajalah. Chattingan dari dia pun sudah aku hapus, jadi ga bisa sedetail mungkin.
            Biasanya ya, kalau laki-laki itu nanyain “udah makan belom?” Kelanjutannya pasti ngajakin makan kan. Ini mah engga, lawak jadinya.
“Udah mkan belum?”
“Udah”
“Udah kenyang?”
“Alhamdulillah, knpa memangnya? kamu mau ngajakin aku makan? kamu mau ngenyangin aku lagi?”
“Ngenyangin? Engga, nyayangin aja,” katanya.
Hahaha akupun tertawa. "Lo cetakan Dilan kedua ya?" Gumamku dalam hati.
            Oiya, terhitung dua minggu yang lalu dari hari ini, siang itu dia mau nitip motor di tempatku, kataku “boleh, ntar aku tungguin di depan”. Eh dijawabnya: “Iya, tungguin aja sampai halal” haha... konyol. Nah malamnya baru  dia ngajak pulang bareng dari sebuah acara di kota sebelah. Pengen sih bareng, ga enak nolak, tapi sudah malam, dingin. Jadi, aku tolak saja.
            Ada acara teater, kalau dia suka aku bakal ngajak dia nonton. Berani? Ya iyaa berani *diberaniin. Kan temen biasa. Ditolak juga gapapa. Suka katanya tapi “besok aja klo ga sibuk”.
“Ya udah kamu sibuk aja.”
“Sibuk ngechat kamu,” balasnya.
Aduh hatikuu... Besoknya beneran di jemput, kali ini aku heran, dia datang sendirian, menjemput. Biasanya dia ke kos ga pernah sendiri. Dan ditraktir pentol kuah (lagi). “Udah nemenin nonton teater, ditraktir pentol kuah lagi. Makasih lo yaa.
             Seminggu kemudian, katanya dia mau main ke kos ku, sekalian nganter toples bekas cemilan yang kubawakan kemarin.
“Ah jangan. Di teras kos sudah banyak orang,” kataku.
“Yaudah diajakin makan aja mau?”
“Mau.” {10}
            Disaat dia punya yang lain, maksudnya masih punya banyak teman-teman yang asyik, ko dia masih ngajakin aku? Agak bingung sih. Soalnya, kebanyakan teman-teman itu ngajak, inget sama kita, kalau sudah ga ada teman lain ha-ha-ha, ini laki-laki maupun perempuan.
           

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Menulis Buku Harian

To the point 1 saja. Singkat, Padat, dan jelas. GUE MABA. Ya, sekarang gue menyandang gelar MABA 2014 atau Mahasiwa Baru di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia – Univesitas Lambung Mangkurat. Gue lulus seleksi di kampus ini melalui jalur SNMPTN, yaitu pendaftaran melalui online dan berdasarkan nilai rapot sekolah dan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menjadi pilihan pertama gue. Kedua 2 , Ilmu Komunikasi Fakultas FISIP eh btw, itu gue milihnya sesuai keinginan gue aja tertarik dimana, tau kalau itu fakultas fisip juga pas udah kuliah. Alhamdulillah lulusnya di pilihan pertama yang mana memang gue minati, menjadi guru bahasa Indonesia terinspirasi dari guru SMA gue Ibu Dwi dan Ibu Diana. Mereka kedua guru bahasa Indonesiaku ketika kelas X dan XII, menurutku mereka berdua adalah sosok misterius. Why? Karena mereka guru bahasa Indonesia. Nilai bahasa Indonesiaku tak pernah tinggi, selalu saja rendah, begitu juga dengan teman-temanku. Susah sek...

Kuasa-Mu

Taktiktaktiktatik... Gadis sedang asyik mengetik komputer , tiba-tba ia teringat akan sesuatu. Gadis melirik jam tangannya. “Ya Tuhan, sudah pukul lima sore. Aduh mana belum sholat Asar lagi bagaimana ini?” keluhnya. Gadis berbegas mengambil mantel yang bergantung di dinding kamarnya, segera ia pasang karena cuaca diluar dingin dan masih gerimis dirapikannya rambut sebentar lalu pergi meninggalkan rumah.             Gadis terus mempercepat laju motornya padahal jalan masih licin. Motornya hampir oleng karena menerobos lubang-lubang dijalan yang tertutup air hujan namun ia masih bisa mengendalikan agar tidak jatuh.   Gadis yang berada disekitar tiga meter dari lampu lalu lintas menambah kecepatan 100km/jam karena melihat detik-detik lampu hijau yang sebentar lagi akan berubah menjadi merah. 3... 2.. 1. Berbagai lat transportasi dari arah kiri pun segera melaju karena lampu sudah berubah warna menunjukkan jalan. Gpraaaa...

Perjalanan Pendek Mengesankan

       “ “ Aku bernyanyi untuk sahabat...Aku menari untuk sahabat....” Terdengar nada dering handphone Efa. Efa yang asik menonton tv pun segera berlari mengambil dan menekan tombol hijau pada layar handphone nya. Efa       : “Assalamualaikum, dengan siapa ya?” Mega   : “Ini aku Fa, Mega. Kamu ada di rumah tidak? Efa       : “Iya ada Ga, kenapa?” Mega   : “Aku mau main kesana.” Efa       : “Ada ko, datang aja.” Mega   : “ Ok, tungguin ya”. Beberapa menit kemudian tibalah Mega di rumah Efa. Mega   : “Kapan kamu mau ke Bukit?” Efa       : “Siang ini. Kamu sudah makan atau belum, kita makan yu?” Mega   : “Belum. Ayoo.” Beberapa saat usai makan siang. Tiba-tiba bumi bergemuruh, pertanda hujan akan datang. Mega            : “Fa, Aku pamit pulang ya sebelum hujan ...