Langsung ke konten utama

Kuasa-Mu


Taktiktaktiktatik... Gadis sedang asyik mengetik komputer , tiba-tba ia teringat akan sesuatu. Gadis melirik jam tangannya.
“Ya Tuhan, sudah pukul lima sore. Aduh mana belum sholat Asar lagi bagaimana ini?” keluhnya.
Gadis berbegas mengambil mantel yang bergantung di dinding kamarnya, segera ia pasang karena cuaca diluar dingin dan masih gerimis dirapikannya rambut sebentar lalu pergi meninggalkan rumah.
            Gadis terus mempercepat laju motornya padahal jalan masih licin. Motornya hampir oleng karena menerobos lubang-lubang dijalan yang tertutup air hujan namun ia masih bisa mengendalikan agar tidak jatuh.  Gadis yang berada disekitar tiga meter dari lampu lalu lintas menambah kecepatan 100km/jam karena melihat detik-detik lampu hijau yang sebentar lagi akan berubah menjadi merah. 3... 2.. 1. Berbagai lat transportasi dari arah kiri pun segera melaju karena lampu sudah berubah warna menunjukkan jalan. Gpraaaakkkkkkkkkkkk...
            Rio yang kebetulan hendak lewat dari arah kiri tersebut pun berhenti karena mendengar bunyi nyaring yang terdengar mengerikan itu. Hanya sedikit orang-orang yang berhenti melihat kejadian tragis tersebut. Dengan gerakan cepat rio mengangkat korban kecelakaan tersebut ke mobil ambulans yang baru saja tiba di tempat kejadian. Tak lupa ia membereskan tas korban serta isi nya  yang berserakan. Kemudian dia juga mengikuti ambulans tersebut.
            Sesampainya di Rumah Sakit, Rio duduk dan bergegas merogoh tas Gadis. Kemudian  muncullah seseorang menghampiri dirinya dan bertanya.
“Apakah anda keluarga dari korban kecelakaan tadi?”
“Bukan.” Jawab Rio.                           
“Lalu apakah anda teman atau kekasihnya?” tanya seseorang itu lagi.
“Bukan.” Jawab Rio
“Lantas?” orang itu mengerutkan keningnya.
“Aku hanya seseorang yang kebetulan lewat dan berhenti.” Ungkap Rio.
“Oh, lalu bagaimana kejadian sebenarnya?” tanya orang itu lagi.
“Sebuah mobil menabrak sebuah motor karena gadis pengendara motor tersebut menorobos lampu merah. Aku merasa kasihan karena korban hanya seorang diri. Anda siapa?” balas Rio.
“Oh seperti itu.” Gumam nya dalam hati setelah mendengar keterangan dari Rio.
“Oh sama saja rupanya. Lalu apa yang sedang anda lakukan barusan? Kelihatannya anda sedang mencari sesuatu? Apakah anda mencari kartu identitas gadis tersebut? Kalau iya, ini saya menemukannya.” Ucap perempuan itu.
Rio melongo heran.
“Iya mba saya sedang berusaha mencari benda itu.” Jawab Rio.
“Ini.” Perempuan itu menyerahkan KTP korban ketangan Rio.
“Kebetulan saya masih ada urusan. Jadi tolong anda hubungi keluarga gadis tersebut. Saya juga akan berusaha mencari dan memberitahu keluarga gadis itu. Setelah urusan saya selesai saya akan kembali menggantikan anda menjaga gadis tersebut selama keluarganya belum datang. Oh iya sebelumnya kita belum berkenalan kan? Perkenalkan nama saya Laila dan Ini kartu nama saya. Assalamualaikum.” Serahnya sambil berpamitan.
Laila pun pergi dan meninggalkan sedikit kebingungan dikepala Rio.
“Bagaimana ia hendak mencari tempat keluarga gadis itu jika petunjuknya diberikannya kepada ku?” Gumam Rio setelah membalas salam dari Laila.
Satu jam kemudian dokter keluar dari ruang UGD usai memeriksa gadis yang baru saja ditolongnya.
“Apakah anda keluarga dari korban ?” tanya dokter.
“Bukan.” Jawab Rio.
“Apakah anda teman atau kekasihnya?” tanya dokter lagi.
Hening sejenak.
“Ya.” Balas Rio ragu.
“Namun setelah ini saya akan menghubungi keluarganya dok, katakan saja bagaimana keadaan gadis tersebut?” lanjut Rio.
            “Baiklah. Rupanya gadis tersebut masih berumur panjang. Namun ia mengalami hal yang cukup serius, pendarahan hebat dan patah tulang pada tangan kanannya, sehingga memerlukan donor darah beberapa kantong. Jadi tolong anda segera hubungi keluarganya siapa tahu ada yang mempuyai golongan darah sama dengan korban dan bersedia mendonorkan darahnya.” Terang Dokter.
“Kalau boleh tahu golongan teman saya  darah apa dok?” tanya Rio.
“B. Secepatnya ya, Saya tinggal dulu.” Ujar Dokter.
            Sepeninggal dokter baru satu langkah ia beranjak dari tempat ingin mencari alamat rumah gadis tersebut dikagetkan dengan suara televisi di depannya yang mengabarkan bahwa...
            “Baru saja terjadi kecelakaan mobil truk dengan kendaraan bermotor di jalan Sotoyo, Ngawi. Tidak ada korban nyawa hanya korban luka-luka dari pengendara bermotor, korban juga tidak sadarkan diri. Kecelakaan tersebut disebabkan oleh gadis pengendara motor menurut saksi mata terburu-buru sehingga dengan kecepatan penuh ia menorobos lampu merah, sehingga sopir tidak dapat menghentikan truknya.”
            Rio tercengang menyaksikan berita di televisi. Ternyata perempuan itu ada ditempat kejadian dan sibuk membuat video rekaman, pantas saja Rio tidak melihatnya. Laila adalah seorang reporter dan inilah sebabnya ia bergegas pergi. Berita ini pasti membantu pikir Rio.
            Lima belas menit kemudian berderinglah handphone si gadis dengan ragu namun Rio pikir akan ada kepastian akan kedatangan keluarga gadis itu ia pun mengangkat telepon karena nama yang tertera dilayar itu adalah mamah.
            Tiga puluh menit kemudian datang lah keluarga Gadis. Rio yang sebelumnya sudah berbicara lewat telepon dengan mama Gadis langung menyambut dan bercerita. Tak lupa Rio menyakan siapa nama gadis yang ditolongnya dan meminta izin kepada keluarga gadis bahwa ia bersedia mendonorkan darahnya untuk Gadis. Apa boleh buat keluarga Gadis langsung menyetujui karena mama Gadis yang bergolongan darah sama sedang sakit.
            “Dengan senang hati anak muda dan kami sangat berterimakasih padamu.” Jawab mama gadis.
Dokter mendatangi keluarga Gadis.
            “Apakah sudah ada pendonornya?” tanya dokter.
            “Iya saya dok.” Jawab Rio yakin.
            Beberapa jam kemudian datanglah Laila ke ruangan dimana terkumpulnya keluarga Gadis serta Rio. Ia mengucapkan salam lalu masuk.
            “Laila.” Ia memperkenalkan diri sembari menyodorkan tanggannya untuk berjabat pada keluarga si gadis.
            “Kami sangat berterimakasih atas info yang anda berikan hingga kami mengetahui keadaan anak kami.” Ucap mama gadis sambil melirik ayah Gadis dan memeluk Laila.
            Dua malam Gadis dirumah sakit, esok harinya ia diperbolehkan pulang dengan syarat tetap menjalani perawatan di rumah. Mama Gadis merupakan wanita karir seperti Gadis sendiri yang sering bertugas keluar kota sehingga jarang berada di rumah. Ayahnya juga merupakan orang sibuk yang mempunyai banyak cabang kantor karena perusahaannya yang besar. Jadi selama Gadis sakit Rio dan Laila lah yang menemaninya.
            Laila dan Rio kini menjadi sahabat Gadis, mereka berdua secara bergantian menjaga Gadis karena ada waktunya Rio kuliah dan Laila bekerja. Dua profesi yang berbeda namun mereka seumuran. Suatu ketika Rio menanyakan kenapa waktu itu dirinya begitu terburu-buru. Gadis mulai bercerita.
            “Waktu itu hubunganku dengan kekasihku terasa sedang tidak sehat. Aku mendapat kabar bahwa dia berselingkuh namun aku tidak pernah melihat dengan mata kepalaku sendiri. Saat itu aku baru ingat bahwa sebelumnya aku mendapat sms, yang isinya memberitahuku bahwa kekasihku akan bertemu dengan selingkuhannya yang paling mengejutkan katanya perempuannya adalah temanku sendiri, aku penasaran buru-buru ingin pergi ke tempat itu.” Ungkap Gadis.
            Rio menegang mendengar cerita Gadis, namun cukup hatinya saja yang tegang ia tetap dengan gaya nya yang begitu tenang. Matanya pun masih begitu teduh memandangi Gadis bercerita.
            “Apa yang bisa kamu ambil dari kejadian ini?” tanya Rio.
            “Aku mengenal kalian. Kamu dan laila jauh lebih baik dan berharga dari pada kekasihku yang pergi meninggalkanku.” Ucap Gadis sambil menitikkan air mata.
”Kamu tau kenapa dia bisa mengkhianatimu?” tanya Rio.
“Ya aku tau, apa ini penting untukku ceritakan?” tanya Gadis ragu.
“Aku hanya bertanya, terserah mau bercerita atau tidak.”  Ucap Rio.
“Baiklah. Berawal dari naiknya jabatan ku sebagai direktur utama ditempaku bekerja, aku menjadi wanitanya yang serba sibuk, angkuh dan lupa jarang meluangkan waktu untuknya dan sahabatku yang kabarnya menjadi selingkuhannya. Sehingga mereka saling bercerita dan menjalin hubungan asmara. Ah sudahlah aku sudah mengikhlaskannya. Namun kini aku kehilangan pekerjaanku kemarin aku baru saja menerima surat dari kantor.” Jelas Gadis yang tengah menangis tersedu-sedu.
            “Sabar Gadisku. Kita memang hanya bisa mengikhlaskan. Karena apapun yang kita miliki itu hanya titipan sementara dari allah. Apalagi hubungan Gadis itu belum halal kan. Jadi kita juga harus siap melepaskan sesuatu yang telah dimilliki. Terkait masalah pekerjaan, tenang saja rezeki tidak akan kemana-mana.” Rio berusaha  menenangkan Gadis.
            “Makasih ya, Alhamdulillah Allah selalu memberiku pencerahan dan ketenangan kali ini lewat kamu. Apa kamu sudah memiliki kekasih?” tanya Gadis.
            “Tidak. Aku hanya ingin teman hidup dan aku belum memilikinya. Namun aku memiliki tambahatan hati, yang perempuan itu sendiri tidak tahu bahwa aku memuja nya. Cukup aku dan Tuhan yang tahu.” Jawab Rio dengan teguh.
            “Oya? Apa artinya aku tidak boleh tahu juga siapa tambatan hatimu itu?” ucap Gadis penasaran.
Tidak terasa hari telah sore Rio pun pamit pulang tanpa menjawab pertanyaan Gadis.
Tidak jarang pula Rio bertemu dengan Laila dan menawarkan diri untuk mengantarkan Laila jika Laila hendak pulang dari rumah Gadis. Mereka juga sering santai di tempat favorit mereka yaitu Perpustakaan Daerah ataupun toko buku.
            Suatu ketika Rio pulang dari rumah Gadis dan melewati sebuah taman tak sengaja ia melihat Laila dan menghampirinya.
“Ngapain disini sendiri saja?” sapa Rio.
 “Iya.” Singkat jawabnya karena Laila begitu terkejut denag Rio yang tiba-tiba berada disampingnya.
Awalnya hanya berbasa-basi sampai akhirnya bercerita masalah prbadi. Rio menceritakan bahwa ia menyukai gadis yang ciri-cirinya sama dengan dirinya, Laila agak tidak enak. Dari kedatangn Rio sampai terlarut dalam pembicaraan Laila masih saja tergagap. Rio pun bingung dan sesekali ikut tergagap karena memang jantungnya yang berdegup kencang.
Akhir-akhir ini Rio sering merenung dan mempertanyakan ada apa dengan hatinya selalu tidak karuan ketika bertemu dengan Laila? Pada akhirnya ia rasa ia harus jujur.
“Aku tidak bisa, karena ada seseorang yang lebih membutuhkanmu Rio.” Ucap Laila yang berusaha tegar melawan hatinya ketika menjawab pernyataan yang disampaikan Rio melalui surat.
Hari itu giliran Laila untuk menjaga Gadis. Ketika Laila pergi ke toilet ia melepas jeket dan meninggalkannya, ada sesuatu yang jatuh dari kantong jaketnya. Surat. Gadis membuka dan membacanya. Spontanitas ia meneteskan air mata, memegang dadanya sambil merintih, Laila pun keluar dari kamar mandi.
“Kamu kenapa Dis?” tanya Laila kaget.
“Ini apa? Kalian menjalin hubungan di luar tanpa sepengetahuanku? Kamu ko gitu La sama aku?” kata Gadis mulai berontak.
“Dis kamu? Dis, aku mohon kamu tenang dulu dan beri aku kesempatan untuk bicara. Sini coba lihat lagi suratnya. Rio hanya mengungkapkan dia juga tidak memaksa agar aku menerimanya, maka aku telah menolaknya Gadis. Lantas kenapa kamu amarah? Gadis, aku tahu kamu lebih membutuhkannya dan aku tidak memiliki persaan apa-apa dengan Rio. Aku sayang sama kamu Dis, aku juga tahu kamu sayang dengan Rio.” Jelas Laila.
“Serius ? Tapi bagaimana dengan perasaan Rio?” tanya Gadis lagi.
“Aku yakin hatinya tidak sepenuhnya untukku. Aku yakin sedikit banyaknya dia juga punya hati sama kamu. Kamu lebih cantik dari aku dan bisa kamu lihat sendirikan bagaimana dia mengorbankan waktunya untuk menjaga mu dan lain sebagainya.” Ucap Laila dengan mata berkaca-kaca.
Kemudian Gadis dan Laila berpelukan erat. Gadis yang sangat terharu dengan kebaikan Laila dan Laila yang menangis karena kesakitannya sebab ia telah membohongi hatinya sendiri.
Perempuan memang tidak bisa memendam perasaannya berlama-lama. Membohongi perasaan sendiri ternyata jauh sangat menyiksa bathin jika boleh dibandingkan dengan membohongi orang lain namun keduanya adalah hal yang tidak baik, pikir Laila.
“Bagaimana aku menghadapi situasi seperti ini, yang dimana setiap aku bertemu dengan Rio mata dan hatiku tiba-tiba pedih dan aku harus menahan air yang ingin runtuh dari mata ini. Aku seperti menghindar dari angin yang ingin menyentuhku. Aku tidak bisa. Ya Allah... Apa yang akan terjadi jika aku tak dapat membendungnya lagi? Tahulah Rio isi hatiku sebenarnya terhadap dirinya.” Rintih Laila yang mulai ketakutan.
Laila yang ditugaskan oleh bosnya untuk mengikuti pelatihan di luar negeri, merasa inilah kesempatannya untuk menjauh dari rio.
Move up.” Kata Laila sedikit berteriak.
 Laila menulis e-mail bahwa ia tidak akan kembali ke Indonesia lagi, walau sebenarnya tidak seperti itu tapi ini ia lakukan agar Rio tidak mencarinya lagi. Ya Allah ampuni dosa hamba mu ini kata Laila sembari menekan tombol send pada layar monitor komputernya.
“Rio, aku mau bilang kalau aku sayang pada mu.” Kata Gadis  menunduk.
Rio pun menjelaskan perasaannya yang sebenarnya Gadis sudah tahu melali surat kemarin. Rio meminta izin dan keikhlasan Gadis bahwa ia tetap ingin mengejar Laila, karena sebentar lagi pesawat yang dinaiki Laila akan berangkat.
Gadis yang awalnya bersikeras meminta hatinya Rio akhirnya ia ingat dan sadar bahwa ia tidak boleh egois, itulah yang diajarkan mamanya. Setelah itu Rio segera berlari dari rumah Gadis menuju Bandara menyusul Laila. Ia ingin mengatakan bahwa Gadis tidak apa-apa jika Laila bersama dirinya dan bersedia menungggu Laila selesai pelatihan.
Rio begitu terburu-buru. Saat itu juga...
            Suara ambulan dan suara tangis yang bersahutan membuat keadaan semakin mengerikan. Entah siapa yang ada dalam ambulan yang menyusul ambulan Rio barusan. Ada keluarga gadis dan Rio serta keluarga pasien yang baru saja datang. Gadis meraung kesetanan setelah mengetahui siapa korban kecelakaan tersebut. Rio mengalami kecelakaan parah mobilnya hancur karena tertindas bus besar. Selain Rio yang terburu-buru pemicu kecelakaan maut itu terjadi karena keadaan sopir bus yang sedang mengantuk.
Gadis mendoakan keselamatan nyawa orang yang dikasihinya sambil menangis dan menadahkan tangan keatas. Saat itu ia melihat berita ditelevisi yang ada di dekatnya.
            “Kecelakaan pesawat terbang Garuda 360 telah terjadi, pesawat oleng ketika baru saja pesawat tersebut lepas landas dari tempat sekitar seperempat jam lalu.”
Gadis mendengar suara tangis orang yang dikenalnya.
“Ibu? Siapa yang sakit?” tanya Gadis pada mama Laila.
“Nak Gadis? Pesawat yang diberitakan barusan adalah pesawat yang ditumpangi Laila. Nak Laila meninggal ditempat kejadian” Ungkap ibu Laila.
Gadis langsung menjatuhkan badannya pada bangku. Badannya lemah tak berdaya.
”Ya Allah. Laila, Rio... Aku sangat menyayangi mereka namun kau ambil mereka secara bersamaan aku tidak pernah merasakan sakit yang lebih dari ini. Apakah aku sanggup menjalani hari-hariku tanpa mereka? Sesejati itu kah cinta dan kasih mereka berdua? Hingga mati pun pada saat waktu yang bersamaan.” Kata Gadis terisak.
“Kamu tidak boleh seperti itu sayang. Kamu harus mengikhlaskan mereka pergi, jika tidak mereka tidak akan tenang disana. Kita menyayangi mereka tapi Allah mungkin lebih menyayangi lagi. Semua pasti ada hikmahnya. Toh mereka sudah begitu banyak kan meninggalkan pelajaran buat kamu? Nah kenanglah jasa-jasa mereka terhadapmu nak.  Kamu harus rajin-rajin kirim doa buat mereka.” Kata mama Gadis.
Karena hari sudah sore, Jumat besok barulah jenazah Rio dan Laila di makamkan.

Ketika kau berikan pengganti mereka
Aku yakin Kau sangat mengasihi ku
Ketika kau ambil dia dan dia
Aku merasa tersakiti oleh-Mu

Gundah gulana rasanya
Ku bertobat dan berdoa
Mengiriminya seuntai doa sebagai hadiah
Berharap barakah
Ku meminta
Yang terbaik baginya
 “Kuasa-Mu yang tak pernah tersangka. Doaku Semoga amal ibadah mereka diterima disisi-Mu dan mereka ditempatkan di tempat paling indah dan damai, Amien.” Ucap Gadis dalam hati sambil mengecup kening Laila yang tengah terbaring tanpa nafas lagi.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Menulis Buku Harian

To the point 1 saja. Singkat, Padat, dan jelas. GUE MABA. Ya, sekarang gue menyandang gelar MABA 2014 atau Mahasiwa Baru di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia – Univesitas Lambung Mangkurat. Gue lulus seleksi di kampus ini melalui jalur SNMPTN, yaitu pendaftaran melalui online dan berdasarkan nilai rapot sekolah dan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menjadi pilihan pertama gue. Kedua 2 , Ilmu Komunikasi Fakultas FISIP eh btw, itu gue milihnya sesuai keinginan gue aja tertarik dimana, tau kalau itu fakultas fisip juga pas udah kuliah. Alhamdulillah lulusnya di pilihan pertama yang mana memang gue minati, menjadi guru bahasa Indonesia terinspirasi dari guru SMA gue Ibu Dwi dan Ibu Diana. Mereka kedua guru bahasa Indonesiaku ketika kelas X dan XII, menurutku mereka berdua adalah sosok misterius. Why? Karena mereka guru bahasa Indonesia. Nilai bahasa Indonesiaku tak pernah tinggi, selalu saja rendah, begitu juga dengan teman-temanku. Susah sek...

ENIGMA bagian 3 (Ending)

Tiba di kota Bandung. Setelah memeriksa mayat, Pak Rendra berkata. “Saya belum bisa memastikan penyebab kematian Caca apabila tidak dilakukan autopsi pada mayat.” “Aku ingin cepat mengetahui kebenarannya. Kumohon Pak. Selidikilah kasus ini dengan sungguh-sungguh.” pinta Egi. “Sabar ya. Kasus ini sulit, tapi akan saya selidiki dengan baik.” jawab Pak Rendra. “Terima Kasih Pak.” jawab Egi.   Sementara itu, Pak R endra segera menanyakan informasi apapun yang terjadi sebelum hari kematian Caca dan Eko, dan semua tentang yang ada di vila . “Bisa ceritakan padaku alasan kalian pergi ke vila terpencil ini?” kata Pak Rendra. “Baik. Mereka pergi ke sini untuk refreshing serta untuk penyusunan strategi tim detektif mereka . Sebenarnya mereka tidak berniat pergi ke Villa, mereka hanya berniat menginap sehari semalaman   saja di Bukit Batas . Hanya saja saya yang memiliki rencana pembunuhan di villa itu, karena saya dan caca yang dianggap tersangka oleh ayah Swara ...

BAHAGIA ITU SEDERHANA

            Gagal rencana saya di sore bolong tadi, padahal sudah beli kopi. Ada rencana apa emang? Rencananya adalah... Usai acara hari ini (sengaja tanggalnya di blur) tadi dan tiba di kos pukul 18.00, itu tiba-tiba ngerasa sedih dan berencana malam ini ga ngerjain tugas, ga baca buku juga, ga jalan-jalan kayak manusia remaja pada umumnya yang sabtu malam begini kalo ga ngapelin ya diapelin, ga shopping juga, biasanya kalo ga ada yang ngajak nongkrong itu sabtu malam aku shopping ke Bali. Jadi, rencananya tadi aku cuman mau fokus nulis di blog pribadi.             Gagal nulis sambil ngopi dari habis isya, sebab tetangga aku datang dan kopinya sudah aku minum ketika ngobrol sama dia. Jadi, ini nulis ga ditemenin kopi lagi, hanya ditemenin suara kipas angin (23.30)             Sebelum aku pulang, dia udah duluan pulang,...