Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Yuk, Kembali ke DIA (2)

          Begini ya rasanya tergantikan? Ia adalah sakit yang tiada tara. Ya, tergantikan saat kita belum ingin digantikan. Ah, mengapa hatiku selalu saja menyesalinya? Bukankah itu sudah menjadi haknya? Aku rasa aku terlalu fokus pada keinginanku, pada rasakuku yang masih sama, orang yang tetap kamu. Ah, aku rasa aku hanya kurang mensyukuri kehidupanku. Aku rasa ini merupakan salah satu proses pendewasaan yang dibentuk dari rasa sakit. Bila kita membencinya berarti kita menolak rencana pendewasaan yang telah dirancang Tuhan untuk kita. ~Dedy Susanto             Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan mengikhlaskan semuanya. Tak masalah jika lewat kejadian sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkutnya, membawa pergi entah ke mana . ~Daun yang jatuh tak pernah membenci angin (Tere Li...

Karena ia tidak pernah benar-benar pergi.

            Sejak saat itu aku tidak pernah berani lagi berbicara perihal kriteria seseorang, terlebih lagi kriteria fisik. Jikalau dengannya yang tidak sesuai kriteriaku pun bisa membuatku nyaman dan menetap dengannya. Ternyata rasa nyaman bisa mengalahkan segalanya. Aku tidak lagi mememandang fisiknya maupun keadaan sosial ekonominya.             Terkadang dia tidak percaya diri, namun aku lebih suka dengan kepercayaan dirinya yang menyebut jika kami berdua adalah pasangan seperti angka sempurna yakni ‘10’ aku 1 dan dia 0 (bulat) hahaha. Dengannya akupun menjadi seseorang yang percaya diri. Walau terikat dengannya tapi aku tetap saja merasa bebas, aku tetap bisa melakukan apapun dan tetap bisa pergi ke mana saja dan dengan siapa saja. Dan kemanapun ragaku pergi, hatiku tak pernah kemana-mana, kenyamanan dengannya membuatku hanya menautkan hati kepadanya.      ...

Yuk, kembali ke DIA

Hari ini, sudah setahun lamanya aku berstatus jomblo dan mereka mengolok-olokku dengan menyebut “tidak ada cintanya.” “Nooo,” aku bilang. Aku masih dengannya. Kami masih berhubungan baik , kami masih menjaga perasaan satu sama lain dan kami masih saling menyayangi. Namun, apa yang sudah kami ucapkan tak bisa ditarik lagi. Itu saja. Dia lelaki baik yang tidak jahat. Namun,   dia memiliki sikap cuek dengan bermodal ketulusan. Setengah tahun terakhir kami jarang berkabar satu sama lain. Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin mulai membatasi dan menyelamatkan hati. Malam ini, beberapa detik menjelang tidur, sempat-sempatnya aku mengunjungi akun instagramnya. Aku menemukan hal yang mencurigakan sampai pada akhirnya aku dapat menarik kesimpulan bahwa aku telah tergantikan dengan perempuan lain. Damn! Aku menangis hingga tertidur. Tentu saja paginya mataku membesar alias bengkak. Aku memutuskan untuk pulang kampung karena sudah tak ada lagi kepentingan di sini, kota perantauan d...

PATAH HATI KEDUA

Deg deg deg deg kupeluk dadaku yang tengah gaduh kutopang jantungku yg hampir jatuh sambil menahan badanku yang hampir runtuh atas panas, bawah dingin dan tanganpun getar getir tak sengaja kulihat kemudian kututup mata ini kubuka lagi kulihat lagi dan patah hati lagi dan lagi kulihat lagi patah hati menyendiri kusakiti lagi hati ini ah aku tak bisa terus seperti ini setiap hari menangisi janji yang tidak terpenuhi Duhai hati kumohon berhenti ada hati yang tak pandai menghargai sadari bahwa Dia hendak mengganti dengan yang lebih baik lagi (Amuntai, 6 Juli 2017)