Langsung ke konten utama

PATAH HATI KEDUA



Deg deg deg deg
kupeluk dadaku yang tengah gaduh
kutopang jantungku yg hampir jatuh
sambil menahan badanku yang hampir runtuh

atas panas, bawah dingin
dan tanganpun getar getir

tak sengaja kulihat
kemudian kututup mata ini
kubuka lagi
kulihat lagi
dan patah hati

lagi dan lagi
kulihat lagi
patah hati
menyendiri
kusakiti lagi hati ini

ah aku tak bisa terus seperti ini
setiap hari
menangisi janji
yang tidak terpenuhi

Duhai hati
kumohon berhenti
ada hati yang tak pandai menghargai
sadari
bahwa Dia hendak mengganti
dengan yang lebih baik lagi


(Amuntai, 6 Juli 2017)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Menulis Buku Harian

To the point 1 saja. Singkat, Padat, dan jelas. GUE MABA. Ya, sekarang gue menyandang gelar MABA 2014 atau Mahasiwa Baru di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia – Univesitas Lambung Mangkurat. Gue lulus seleksi di kampus ini melalui jalur SNMPTN, yaitu pendaftaran melalui online dan berdasarkan nilai rapot sekolah dan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menjadi pilihan pertama gue. Kedua 2 , Ilmu Komunikasi Fakultas FISIP eh btw, itu gue milihnya sesuai keinginan gue aja tertarik dimana, tau kalau itu fakultas fisip juga pas udah kuliah. Alhamdulillah lulusnya di pilihan pertama yang mana memang gue minati, menjadi guru bahasa Indonesia terinspirasi dari guru SMA gue Ibu Dwi dan Ibu Diana. Mereka kedua guru bahasa Indonesiaku ketika kelas X dan XII, menurutku mereka berdua adalah sosok misterius. Why? Karena mereka guru bahasa Indonesia. Nilai bahasa Indonesiaku tak pernah tinggi, selalu saja rendah, begitu juga dengan teman-temanku. Susah sek...

ENIGMA bagian 3 (Ending)

Tiba di kota Bandung. Setelah memeriksa mayat, Pak Rendra berkata. “Saya belum bisa memastikan penyebab kematian Caca apabila tidak dilakukan autopsi pada mayat.” “Aku ingin cepat mengetahui kebenarannya. Kumohon Pak. Selidikilah kasus ini dengan sungguh-sungguh.” pinta Egi. “Sabar ya. Kasus ini sulit, tapi akan saya selidiki dengan baik.” jawab Pak Rendra. “Terima Kasih Pak.” jawab Egi.   Sementara itu, Pak R endra segera menanyakan informasi apapun yang terjadi sebelum hari kematian Caca dan Eko, dan semua tentang yang ada di vila . “Bisa ceritakan padaku alasan kalian pergi ke vila terpencil ini?” kata Pak Rendra. “Baik. Mereka pergi ke sini untuk refreshing serta untuk penyusunan strategi tim detektif mereka . Sebenarnya mereka tidak berniat pergi ke Villa, mereka hanya berniat menginap sehari semalaman   saja di Bukit Batas . Hanya saja saya yang memiliki rencana pembunuhan di villa itu, karena saya dan caca yang dianggap tersangka oleh ayah Swara ...

BAHAGIA ITU SEDERHANA

            Gagal rencana saya di sore bolong tadi, padahal sudah beli kopi. Ada rencana apa emang? Rencananya adalah... Usai acara hari ini (sengaja tanggalnya di blur) tadi dan tiba di kos pukul 18.00, itu tiba-tiba ngerasa sedih dan berencana malam ini ga ngerjain tugas, ga baca buku juga, ga jalan-jalan kayak manusia remaja pada umumnya yang sabtu malam begini kalo ga ngapelin ya diapelin, ga shopping juga, biasanya kalo ga ada yang ngajak nongkrong itu sabtu malam aku shopping ke Bali. Jadi, rencananya tadi aku cuman mau fokus nulis di blog pribadi.             Gagal nulis sambil ngopi dari habis isya, sebab tetangga aku datang dan kopinya sudah aku minum ketika ngobrol sama dia. Jadi, ini nulis ga ditemenin kopi lagi, hanya ditemenin suara kipas angin (23.30)             Sebelum aku pulang, dia udah duluan pulang,...