Aku
masih ingat ketika kamu memintaku untuk berhenti menulis tentangmu, untuk
kesekian kalinya kau membuat badan ini terjatuh dan tersandar ke dinding
kamarku. Namun, tidak jera-jeranya, aku masih saja menulis tentangmu, lagi dan
lagi.
Malam
ini, tak bisa kutahan tangan ini untuk melakukannya. Untuk kesekian kalinya,
badan ini terjatuh lagi saat kebutuhan mataku untuk menatap matamu tak dapat
terpenuhi. Matamu yang kuanggap sebagai obat untuk melepas segala penatku, matamu
selalu bisa menenangan segala yang gusar. Malam ini aku menangis sejadi-jadinya,
walau aku ingat besok Senin. Semoga Tuhan melindungi kelemahanku. Aku hanya bisa
berharap mendapat pertolongan dari-Mu ya Allah.
Kamu
di mana? Sedang apa? Sehat? Mengetahui kabar dan memastikan kamu baik-baik saja
adalah salah satu cara yang membuatku tetap bahagia. Mama kamu sehat? Jujur aku
sangat terkesan dengan sambutannya petama itu, dan aku berharap suatu saat bisa
bertemu dengannya lagi.
Namun,
Aku hanya perempuan biasa, yang tak bisa dibanggakan. Aku selalu nampak
bodohkan? lemah dan tidak modis seperti kebanyakan remaja perempuan saat ini.
Aku
seorang anak perempuan yang masih dikasih orangtuanya, yang alhamdulillah
cukup. Tidak berlebihan. Jadi tidak terpikir untuk berdandan yang gimana-gimana
untuk menarik perhatian kaum adam pun termasuk kamu. Sebenarnya itu bukan
faktor utama, mungkin faktor terakhir. Faktornya iyalah ya memang aku tidak
bisa berdandan, aku biasa tampil natural sajalah. Paling dioles sedikit dengan
pupur my baby dan sedikit lipstik purbasari no 89 yang itupun dibelikan
sahabatku sebagai hadiah ulang tahun haha.
Mungkin
saja kau ingin mencari seseorang yang lebih dari aku. Lebih apa yaa... Mungkin yang lebih asik, sebab
denganmu yang sudah ku kenal bertahun pun kadang aku masih suka terdiam. Hanya
saja aku terlalu menikmati saat berada di dekatmu, hingga aku berpikir tak
perlu banyak kata.
Kau
tak pernah mengunjungiku lagi. Aku berpikir untuk pergi setelah menunda
berkali-kali. Namun entah kenapa, setelah sekian lama tidak bertemu, setelah
aku mempunyai pikiran seperti itu, Tuhan mempertemukanku denganmu lagi walau
hanya lewat mimpi di siang bolong(2/4). Jujur saja aku masih belum mengerti apa
maksud-Nya, sedang aku selalu berdoa untuk di jauhkan saja jikalau memang bukan
jodoh.
Kau
memegang tanganku, dipertemuan singkat itu. Satu menit, entah kurang kah atau
lebih kah? Aku tak sempat menghitungnya karena aku pun sedang di alam bawah
sadar.
Hari
ini aku melakukan hal bodoh. Aku mengingkari janji kepada diri sendiri. Dua
minggu yang lalu aku berjanji untuk tidak memikirkan kaum adam lagi, namun aku
lupa bahwa aku belum bisa melakukannya , kecuali terdapat pengecualian untuk
dirimu dalam janji itu. Selain itu, aku juga melaukan hal bodoh lainnya, mau
tahu apa? Aku tidak akan mengatakan kebodohanku di sini. Kamu akan tahu, jika
kita bertemu lagi dan kau mengecek hp ku. Semoga hal ini tidak membuatmu
penasaran yang kemudian mengajakku untuk bertemu. Aku tahu dirimu tak
sepenasaran aku yang selalu ingin tahu tentangmu.
Mungkin
aku sudah terlalu berlarut-larut. Ku harap tidak denganmu. Mungkin sudah saatnya kamu pulang. Sebab, kita akan
pernah lagi bisa mengulang. Begitukan prinsipmu? Beberapa kali kau katakan aku
telah membuat nasi menjadi bubur. Iya, semua ini salahku. Maka carilah rumah
baru agar kamu tetap bahagia tanpa aku.
Komentar
Posting Komentar